Di zaman yang semakin berkembang, budaya musik Korea sepertinya sudah mulai menjalar ke seluruh belahan dunia. K-Popers, sebutan untuk para fans musik K-Pop, rasa-rasanya saat ini pasti bisa ditemukan di setiap negara.
Tidak heran, mengingat budaya K-Pop yang semakin hari semakin berkembang menjadi lebih baik, dari segi penampilan dan kualitas para idol, kualitas video musik maupun genre musik yang semakin bervariasi, itu semua membuat K-Pop lebih mudah menarik perhatian dan dicintai banyak orang.
Tidak bisa dipungkiri juga, banyak orang mulai menyukai K-Pop karena ‘jatuh cinta’ dengan paras para idol yang cantik dan tampan. Tentu saja, para idol tersebut tidak hanya terkenal karena modal paras yang goodlooking, tapi juga karena bakat mereka yang juga tidak main-main.
BACA JUGA: Kitchen Set Pekalongan
Menjadi K-Popers sebenarnya memberikan banyak keuntungan. Salah satunya, para K-Popers biasanya dengan sukarela akan belajar Bahasa Korea, baik secara otodidak atau mengikuti les bahasa. Hal ini dimaksudkan agar mereka lebih mudah berinteraksi di sosial media para sosok idolanya.
Ini tentu saja merupakan hal yang positif, karena menambah pengetahuan dan keterampilan. Bahkan, menguasai bahasa asing juga bisa menjadi salah satu sumber penghasilan.
Seperti yang telah diketahui, belakangan ini saat pandemi Covid-19 sudah mereda, konser maupun fansign K-Pop mulai kembali diadakan di luar Korea Selatan. Dan Indonesia juga menjadi salah satu negara tempat event-event itu akan diadakan. Nah, di event ini biasanya para penerjemah akan sangat dibutuhkan, sehingga para K-Popers yang mampu berbahasa Korea bisa mendapatkan penghasilan lewat bekerja sebagai penerjemah.
Selain menambah pengetahuan, menjadi K-Popers juga bisa membantu membangun banyak relasi atau hubungan pertemanan dengan banyak orang dari berbagai tempat. Biasanya, para K-Popers akan saling berinteraksi dengan aktif di berbagai sosial media. Dari yang awalnya hanya interaksi sekali-dua kali, lama kelamaan akan menjadi lebih akrab apalagi jika memiliki ketertarikan dengan grup yang sama.
Namun, seperti biasa, semua hal selalu punya sisi positif maupun negatif. Begitu pula saat menjadi K-Popers. Selain manfaat yang sudah disebutkan diatas, ada pula beberapa hal kurang baik yang sering terjadi atau mungkin tanpa sadar pernah dilakukan oleh para K-Popers.
Salah satunya, yang mungkin paling sering terjadi, adalah fanwar atau pertikaian antar fandom. Meski tidak semua fans suka perdebatan atau pertikaian, tetap saja masih ada satu dua orang yang suka memulai war dengan ‘menyenggol’ fans dari grup yang dianggap sebagai rival.
Fanwar ini rawan sekali terjadi di sosial media. Salah pemilihan kata saat berkomentar atau menuliskan pendapat, fanwar bisa langsung terjadi. Bahkan terkadang, hal ini bisa berlanjut hingga ke ranah pembullyan. Orang yang dianggap sebagai ‘sumber masalah’ akan di bully habis-habisan.
Tak hanya fanwar, ada satu lagi hal yang kurang yang kadang masih dilakukan oleh para fans. Hal itu adalah sebuah fenomena disebut ‘Bias is Mine’ (BIM), yaitu saat dimana seorang fans menganggap bahwa idol yang ia sukai itu adalah miliknya, sehingga tidak boleh ada orang lain yang berada di dekat atau bahkan menjalin hubungan spesial dengan sang idol.
Biasanya, hal ini terjadi pada para fans yang terlalu menggilai kecantikan atau ketampanan, atau bahkan terobsesi dengan seluruh aspek kehidupan idol favoritnya.
Di titik tertentu, K-Popers yang mengalami fenomena ini bisa sampai stress dan sedih berkepanjangan saat melihat sang idol terlihat dekat dengan lawan jenis. Si K-Popers akan mulai membenci orang tersebut, bahkan tidak jarang ada yang mengirim komentar jahat hanya karena tidak sedang dengan momen kedekatan orang tersebut dengan idolanya.
Parahnya, hal ini terkadang terjadi hanya karena kejadian sepele. Misalnnya, saat idol pria A terlihat membungkuk dan menyapa idol wanita B saat berpapasan di satu acara musik. Momen tersebut terlihat sederhana, namun itu mungkin akan menjadi masalah besar bagi ‘penganut’ BIM.
Fenomena ini tentu saja tidak sehat, karena si K-Popers yang mengalaminya sudah menganggap bahwa hubungannya dengan idolanya spesial dan tidak boleh diganggu oleh siapapun. Jika sudah terlalu jauh, pemahaman BIM ini akan mengganggu kehidupan nyata si K-Popers.
Tak hanya berdampak buruk bagi para penggemar, fenomena BIM ini juga berdampak bagi para idol. Banyak yang merasa, idol jadi enggan menunjukkan kehidupan asmaranya di publik karena ada hal ini—selain karena alasan privasi tentunya.
BACA JUGA: Wisata Hits Cilacap Terbaru
Di era yang semakin maju, para fans juga harus mulai belajar untuk menjadi fans yang lebih baik. Salah satu caranya adalah dengan menghentikan fenomena BIM ini. Idol punya kehidupannya sendiri, begitu pula dengan para fans, maka bersikaplah yang wajar selayaknya fans yang mendukung idolanya. Jangan menjadi fans yang menyebalkan hingga mengganggu kenyamanan idol maupun penggeman-penggemar lain.
Fans juga harus belajar untuk menikmati kehidupan aslinya. Beraktivitas dengan normal, bertemu teman, menghabiskan waktu dengan keluarga, lakukan apa saja yang positif dan bermanfaat. Jadikan dunia fangirling atau fanboying sebagai sampingan saja, bukan sebagai pusat kehidupan. Juga, berhenti terlibat dalam fanwar yang terjadi di sosial media.
Percayalah, menjadi K-Popers itu menyenangkan, asalkan kamu tahu caranya menjadi fans yang positif.