Kecerdasan buatan dalam kedokteran: komputer tahu tentang kesehatan Anda lebih dari yang dapat Anda bayangkan

Saat ini, banyak teknologi dibuat berdasarkan kecerdasan buatan. Kedokteran tidak tinggal jauh dari tren ini. Kemungkinan aplikasi untuk diagnosa dan pengobatan cukup beragam, dan terkadang sangat penasaran.

Kesalahan diasumsikan oleh semua. Tetapi di beberapa area, keputusan yang salah sangat berbahaya. Misalnya, kesalahan diagnosis dalam kedokteran bisa berakibat fatal. Dan di sini mesin datang untuk membantu orang: di masa depan, karena meluasnya penggunaan kecerdasan buatan, jumlah kesalahan diagnosis dan kesalahan dalam perawatan kesehatan secara umum harus dikurangi secara signifikan.

Rekomendasi Swab Test Jakarta

Banyak dokter berpengalaman sekarang agak skeptis tentang kemungkinan menggunakan kecerdasan buatan di rumah sakit dan klinik dan mengkritiknya. Terlepas dari sikap negatif ini, para peneliti di banyak laboratorium yang berlokasi di berbagai belahan dunia mencoba mencari tahu prospek penggunaan kecerdasan buatan lebih lanjut dalam kedokteran. Dan peluang seperti itu, ternyata, banyak.

Kecerdasan buatan dapat mengurangi statistik kesalahan diagnosis beberapa kali. Meski kecerdasan buatan tidak akan bisa menggantikan dokter pada umumnya, tapi itu sangat membantu. Selama respirasi, seseorang melepaskan banyak zat yang dapat membantu mendeteksi banyak penyakit. Oleh karena itu, para ilmuwan Inggris telah mengembangkan teknologi untuk penggunaan kecerdasan buatan, yang membantu mengidentifikasi segala macam senyawa yang dilepaskan selama respirasi manusia. Teknologi semacam itu membantu dengan cepat mendeteksi penyakit dan memulai pengobatan pada tahap awal.

Salah satu negara pertama yang mengalokasikan jutaan pound dari anggaran negara adalah Inggris. Tujuannya adalah untuk mendiagnosis penyakit serius seperti kanker sejak dini.

Sekolah-sekolah AS juga mengembangkan kecerdasan buatan dalam bidang kedokteran. Para peneliti di Rumah Sakit John Radcliffe di Oxford telah mengembangkan sistem diagnostik yang mendeteksi penyakit jantung lebih baik daripada dokter pada 80% kasus.[1] Dan ilmuwan Harvard telah mengajarkan “mikroskop pintar” untuk mendeteksi infeksi berbahaya dalam darah. [2]

Perusahaan ventura Jepang LPIXEL telah mengembangkan perangkat lunak dengan kecerdasan buatan untuk menganalisis pencitraan resonansi magnetik dan melaporkan kemungkinan aneurisma. Perusahaan mencatat bahwa perangkat lunak diuji lebih baik daripada ahli radiologi profesional dan ahli bedah saraf

Para peneliti di Universitas Israel telah mengajarkan jaringan saraf untuk mendeteksi penyakit bawaan yang paling langka dalam foto dengan menganalisis fitur wajah. Menurut para ilmuwan, jaringan saraf mendeteksi penyakit dengan akurasi 90%. [3] Jaringan saraf ini disebut DeepGestalt.

Misdiagnosis penyakit akan menurun setiap tahun perkembangan kecerdasan buatan. Otomatisasi pendataan di rumah sakit akan membuat diagnosis penyakit menjadi lebih akurat, dapat memprediksi dan mencegah penyakit secara efektif. Dan itu akan menyelamatkan nyawa jutaan orang. Diagnostik profesional akan tersedia untuk siapa saja. Dari segi ekonomi, penggunaan teknologi kecerdasan buatan bermanfaat karena biaya sistem perawatan kesehatan akan berkurang dan kualitas layanan medis akan meningkat.

Beberapa rumah sakit Inggris sudah menggunakan pengembangan serupa dari Google — DeepMind Health. Perkembangan ini membantu memproses semua informasi tentang kesehatan manusia, membagikan kesimpulannya sendiri dengan spesialis yang merawat, dan sebagai hasilnya membuat diagnosis akhir.

Sistem seperti Ada, layanan yang dikembangkan oleh perusahaan Inggris dengan nama yang sama, dapat berkomunikasi langsung dengan seseorang dan merekomendasikan sesuatu. Aplikasi medis berkomunikasi dengan pasien, menanyakan gejala dan keluhan, dan sebagai tanggapan memberikan rekomendasi, termasuk mengenai dokter yang akan dikunjungi, dan menawarkan untuk menghubungi spesialis untuk konsultasi jarak jauh.

Program berbasis AI Sense.ly memantau kondisi orang yang baru saja menjalani pengobatan jangka panjang atau menderita penyakit kronis. Ini dikembangkan oleh startup dari San Francisco dan mengumpulkan 8 juta modal ventura pada awalnya. Aplikasi ini dirancang untuk menyusun data tentang kondisi manusia, mengirimkannya ke spesialis dan memberikan rekomendasi. Sistem ini juga dapat mengingatkan tentang waktu pengobatan, kebutuhan untuk menemui dokter.

Swab Test Jakarta yang nyaman