Sudah hampir 2 tahun sejak merebaknya Novel Coronavirus 2019 yang mematikan atau juga dikenal sebagai “Covid-19” dimulai, dan kasusnya masih terus meningkat hingga saat ini.
Rekomendasi Swab Test Jakarta
Berdasarkan statistik Wordometer, pada 19 September 2021, lebih dari 220 juta orang di seluruh dunia telah dinyatakan positif terkena virus sementara lebih dari 4,7 juta telah meninggal.
Tapi kenapa ketika jumlah kasus Covid-19 meningkat begitu juga dengan jumlah orang yang tidak mau divaksinasi padahal vaksin sudah terbukti manfaatnya?
Apa itu Anti Vaxxer?
Orang yang tidak mau divaksinasi disebut “anti-Vaxxers”. Istilah ini mengacu pada seseorang yang, karena alasan atau keyakinan pribadi, tidak menyetujui penggunaan vaksin. Anti-Vaxxers percaya bahwa vaksin tidak aman.
Mengapa banyak orang yang tidak percaya dengan Vaksin Covid-19?
Banyak orang di seluruh media sosial berkomentar bahwa orang-orang yang tidak percaya akan manfaat vaksin itu bodoh, egois, bodoh, dan bertentangan dengan sains. Pada abad ke-18, gerakan anti-Vaxxer dimulai di Amerika Serikat, dipimpin oleh banyak pemimpin agama yang mengklaim bahwa vaksin adalah pekerjaan iblis dan melanggar hak asasi manusia.
Penjelasan psikologis tentang mengapa orang menentang Vaksin Covid-19
Sebagai seorang praktisi psikologi sendiri, saya mengerti mengapa banyak orang masih enggan untuk mendapatkan suntikan mereka.
Ini bisa menjadi bentuk kecemasan — ketakutan masyarakat akan vaksinasi karena beredar berita tentang efeknya seperti orang meninggal setelah divaksinasi.
Orang-orang menangkap ketakutan dari orang lain berpikir hal serupa akan terjadi pada mereka. Jadi yang lain berpikir bahwa mereka tidak akan mati karena virus tetapi dari vaksin.
Menurut Dr. Mohammad Razai di Population Health Research Institute, St George’s, University of London, keraguan adalah salah satu rintangan terbesar dalam vaksinasi.
Dia mengusulkan lima C untuk mengatasi keraguan vaksin:
Kepercayaan diri
Orang-orang sangat penting dalam hal keamanan, kemanjuran, dan pentingnya vaksin. Misalnya, ada kekhawatiran baru-baru ini tentang kemungkinan efek dari merek vaksin tertentu seperti pembekuan darah setelah disuntik. Namun Dr. Razai berpesan bahwa masyarakat perlu memahami bahwa situasi seperti ini sangat jarang terjadi.
Kepuasan
Ada sedikit kesadaran tentang potensi bahaya virus. Misalnya, orang yang lebih muda dengan status sosial ekonomi rendah dilaporkan kurang menyadari tingkat keparahan risiko virus.
Kenyamanan
Persepsi kenyamanan dalam vaksinasi tidak stabil. Beberapa orang berpikir bahwa vaksin tidak tersedia untuk beberapa orang dan tidak nyaman untuk didapatkan di beberapa tempat.
Komunikasi
Karena banyaknya berita dan informasi, perubahan pedoman Covid-19 dan kurangnya kepastian telah mengakibatkan kesalahan informasi bagi banyak orang. Situasi ini menimbulkan ketakutan masyarakat terhadap vaksin.
Konteks
Konteks seperti agama, latar belakang demografi dan sosial ekonomi, etnis, dan lain-lain sering diabaikan. Misalnya, ada beberapa berita tentang pemberian vaksinasi yang buruk di beberapa etnis minoritas dan komunitas yang kekurangan.
Mengatasi Kecemasan Vaksin Covid-19
Kita tahu sepanjang waktu bahwa rasa takut menjebak kita tanpa pemberitahuan seperti bencana alam. Tetapi kelola kecemasan Anda saat janji temu vaksinasi Anda semakin dekat. Anda dapat mencoba untuk mendapatkan saran dari psikolog atau terapis Anda.
Swab Test Jakarta yang nyaman
Pikirkan bahwa ancaman sebenarnya bagi tubuh Anda adalah virusnya, bukan vaksinnya. Namun, seperti banyak vaksin lain seperti MMR (campak, gondok, rubella) yang divaksinasi ke sistem Anda selama Anda masih anak-anak, Anda mungkin mengalami beberapa efek samping kecil, tetapi administrator vaksin Anda pasti dapat membantu dan memastikan Anda bahwa tidak apa-apa.