Mengenali Test Kraepelin: Peranan dan Langkah Kerjakan by Neraca Cinta Dzilhaq, S.Psi.Februari 15, 2022Februari 9, 2022 Bila kalian telah belajar mengenai psikodiagnostika atau sempat ikuti penyeleksian kerja, kalian tentu pernah kerjakan test psikologi namanya Kraepelin. Apa sich test Kraepelin itu? Bagaimanakah cara melakukannya? Silahkan kita overview sesaat dalam artikel ini!
Mengenali Test Kraepelin: Peranan dan Langkah Kerjakan
Table of Contents
– Asal Saran Test Kraepelin
– Manfaat Test Kraepelin
– Administrasi dan Langkah Kerjakan Test Kraepelin
– Kelebihan Test Kraepelin
– 1. Perintah Test yang Gampang
– 2. Sanggup Menyaksikan Kestabilan Emosi
– 3. Sanggup Meramalkan Tanda-tanda Masalah Psikis
– Kekurangan Test Kraepelin
– 1. Tergantung pada Keadaan Fisik Testi
– 2. Kurang Ramah Disabilitas
– 3. Benar-benar Ditetapkan Kekuatan Berhitung
Asal Saran Test Kraepelin
Test Kraepelin ialah sebuah test penjumlahan angka yang diperkembangkan oleh Emil Kraepelin, psikolog dari Jerman. Test ini dekat disebutkan Test Koran dengan bahasa Indonesia.
Emil Kraepelin dikenali sebagai pion pengetahuan psikiatri kekinian dan sebagai siswa dari Wilhelm Wundt, yang populer sebagai Bapak Psikologi Kekinian. Wujud test Kraepelin berbentuk baris angka yang membuat jalur.
Test ini sejenis Speed Tes, yang maknanya test ini dituntaskan tergantung pada kecepatan pembuatan seorang. Test ini dipakai untuk menghitung perhatian seorang dalam sekejap. Karena Kraepelin berdasarkan pada pengetahuan psikiatri, test ini awalannya dipakai untuk tentukan mana orang yang normal dan yang mana mempunyai kecondongan psikosis. Tetapi, test Kraepelin yang saat ini telah terstandardisasi dan alami beberapa rekonsilasi.
Manfaat Test Kraepelin
Saat ini, test Kraepelin sering dipakai dalam asesmen psikologi, terutamanya untuk peletakan status dalam angkatan membawa senjata, recruitment dan penyeleksian, promo kedudukan, dan perubahan kerja di perusahaan. Walau test Kraepelin mengikutsertakan penjumlahan angka dan kekuatan berhitung, test ini tidak menghitung intelegensi dan kekuatan aritmatika.
Test ini lebih dipakai untuk menghitung factor non-intelektual, yaitu tingkat fokus seorang dan performnsi performa, yang ditetapkan oleh kecermatan kerja, kecepatan kerja, ketahanan kerja, dan keajegan kerja. Aspek psikis yang memengaruhi score Kraepelin ialah pemahaman visual, koordinir sensori-motorik, kekuatan hitung, berpikiran deduktif/masalah solving, dan learning efek.
Kenapa learning efek? Karena dalam pembuatan Kraepelin, kita akan dituntut untuk menuntaskan semua jalur angka dalam saat yang ditetapkan tester. Kemungkinan di beberapa baris tertentu, orang mulai akan cari tehnik yang paling efektif dalam kerjakan test.
Administrasi dan Langkah Kerjakan Test Kraepelin
Saat sebelum kita mengulas administrasi, harus dipahami jika test Kraepelin yang diadaptasi di Indonesia ada dua versus, yaitu versus UGM dan versus UI. Bedanya ada di jumlah jalur dan waktu pembuatan. Dalam versus UGM, jumlah jalur test Kraepelin ialah 50 dan versus UI ialah 45. Selanjutnya, waktu penyelesaiannya berlainan. Pada versus UGM, waktu penyelesaiannya 15 detik per jalur, dan versus UI ialah 30 detik per jalur.
Supaya lebih optimal, baca panduan kerjakan psikotes yang diulas langsung oleh alumnus psikologi.
Saat sebelum acara test diawali, tester harus mempersiapkan:
– Helai Kraepelin
– Pensil/pulpen
– Stopwatch
– Alas pembuatan jika diperlukan
Saat sebelum mengawali, terangkan lebih dulu ketentuan pembuatan test, yaitu seperti berikut:
– Testi diharap untuk isi lebih dulu identitas di halaman muka dan tidak dikenankan untuk buka halaman test saat sebelum diperintah.
– Saat sebelum ke arah masalah yang sebetulnya, testi akan dipersilahkan kerjakan contoh masalah yang telah disiapkan di halaman muka.
– Testi harus menjumlahkan dua angka dimulai dari baris terikuth dari jalur pertama sesudah tester atau pengawas test memberi perintah untuk memulai. Jika tester menjelaskan “berpindah,” karena itu testi diharap untuk selekasnya ganti kerjakan ke jalur selanjutnya. Tetapi, jika testi telah usai kerjakan sepanjang kurang dari saat yang ditetapkan, testi tidak dikenankan beralih jalur saat sebelum tester memberikan instruksi.
– Saat menjumlahkan, testi cuman bisa tuliskan angka satuannya saja . Maka, jika angka hasil penjumlahan memiliki sifat beberapa puluh (misalkan penjumlahan 4 dan 8 ialah 12), karena itu yang dicatat cukup angka 2 saja. Hasil penjumlahan harus dicatat di samping kanan, berada antara ke-2 angka yang telah dijumlahkan.
– Jika testi membuat kekeliruan dalam menjumlahkan angka, testi perlu mencoret angka yang keliru dan menulis angka yang betul di sebelahnya.
Kelebihan Test Kraepelin
1. Perintah Test yang Gampang
Karena karakternya sebagai test performnsi kerja, test Kraepelin dipercaya sebagai culture fair karena test ini berkaitan digunakan di beberapa tipe seting pengujian, tak terbatas dari budaya atau bahasa yang lain.
2. Sanggup Menyaksikan Kestabilan Emosi
Test Kraepelin bukan hanya menghitung performnsi kerja, tetapi bisa juga menyaksikan kestabilan emosi testi ketika ada pada kondisi ketekan. Ini karena dalam penyelesaiannya, makin bertambah kekeliruan yang dibikin, akan terlihat jika testi kurang cermat atau mungkin tidak jeli dalam bekerja.
Dalam seting penyeleksian atau promo kerja, ini dapat menjadi dasar jika testi bukanlah orang yang baik ditaruh pada keadaan melawan. Disamping itu, jika testi kebanyakan salah menjumlahkan, bisa saja dia gampang terdistraksi atau sulit fokus pada kerjanya.
3. Sanggup Meramalkan Tanda-tanda Masalah Psikis
Emil Kraepelin awalannya membuat test Kraepelin untuk menyaksikan kecondongan orang alami masalah psikis, hingga kita bisa juga memprediksinya lewat score yang didapat testi. Menurut Kraepelin, salah satunya tanda-tanda skizofrenia ialah pengurangan kekuatan kognitif yang tajam, diantaranya menyusutnya kekuatan berpikiran rasional. Ini dapat disaksikan pada penjumlahan yang tidak rata, ketimpangan di antara pucuk paling tinggi dan paling rendah, sampai jumlahnya kekeliruan testi.
Kekurangan Test Kraepelin
1. Tergantung pada Keadaan Fisik Testi
Karena test Kraepelin menghitung fokus seorang, ada peluang jika keadaan fisik testi kurang memberikan dukungan, akan punya pengaruh pada tingkat fokus testi. Oleh karena itu, saat sebelum test psikologi apa saja, sebaiknya kita banyak istirahat dan mempertahankan kesehatan.
2. Kurang Ramah Disabilitas
Administrasi test Kraepelin yang memakai alat catat dengan manual bisa saja kurang ramah disabilitas, terutamanya untuk tunadaksa, tunarungu, dan tunanetra. Tunadaksa akan kesusahan memakai alat catat, tunarungu memerlukan perintah dengan bahasa kode, dan tunanetra akan kesusahan menjumlahkan angka dalam kecepatan tertentu.
3. Benar-benar Ditetapkan Kekuatan Berhitung
Sama seperti yang telah diterangkan awalnya, pembuatan test Kraepelin mewajibkan testi menjumlahkan angka. Jika testi mempunyai background pengajaran atau tugas yang jarang-jarang terkait dengan angka, ada peluang testi mempunyai score yang lebih rendah dibanding yang mempunyai background pengajaran atau tugas dengan pangkalan aritmatika.
Nach, itu lah sekitar test Kraepelin yang penting kita kenali. Tetapi jika kalian bertanya masalah skoring testnya, maaf penulis tidak dapat memberitahu. Karena sesuai Code Etik Psikologi, skoring test psikologi apa saja memiliki sifat konfidensial alias rahasia. Bila kalian ingin ketahui normanya, kalian harus beli seperangkatan alat testnya sendiri. Tertarik ketahui test psikologi yang lain? Baca beberapa artikel sekitar test psikologi cuman di Universitas Psikologi!
kunjungi juga konsultan hipnoterapi