Untuk seorang penderita diabetes menahun, memantau kadar gula darah merupakan keharusan. Tidak cukup dengan pengecekan rutin tahunan, kadang tes gula darah harian juga perlu dirutinkan. Apa Sebenarnya alasannya? Berikut penjelasannya mengutip dari deherba.com.
.
Bagaimana Tes Gula Darah Konvensional Dilakukan?
Tes gula darah konvensional dilakukan menggunakan perangkat laboratorium. Biasanya tes dilakukan dengan pengambilan darah pada pasien yang sebelumnya telah menjalankan puasa setidaknya 8 jam sebelum pengambilan darah.
Ini dilakukan untuk memantau bagaimana kadar gula dalam darah tanpa dipengaruhi oleh asupan makanan. Pada kondisi ini akanĀ terlihat jelas apakah pasien tersebut memang memiliki masalah hiperglikemia. Ini dapat dilihat dari kadar gula dalam darah tetap tinggi meski tanpa makan
Biasanya pada kondisi ini, pasien memiliki kadar gula darah cenderung rendah, dibawah 90 mg/dL. Bahkan mungkin di bawah 80 mg/dL. Namun bila tanpa makan pasien sudah memiliki kadar gula darah melebihi 120 mg/dL atau bahkan di atas 150 mg/ dL maka pasien potensial disebut sebagai penderita diabetes.
Biasanya pada tahap lanjut akan dilakukan test gula darah tahap dua atau Tes hemoglobin A1c (HbA1c). Tes ini akan memantau jejak gula darah pada hemoglobin dalam jangka 3 bulan terakhir. Ini menjadi parameter apakah pasien tersebut memang memiliki riwayat hiperglikemia dalam jangka panjang.
Mengapa Tes Gula darah Rutin Juga Perlu Dilakukan?
Pada dasarnya, pengecekan kadar gula darah memiliki peran penting untuk penderita diabetes. Ini menjadi parameter utama sejauh mana kondisi diabetes yang dialami pasien tersebut. Ini juga nantinya menjadi parameter dalam mengatur pola diet yang tepat yang perlu dijalankan pasien hingga terapi pengobatan apa yang perlu diresepkan.
Tetapi, untuk penderita diabetes menahun, pemantauan bulanan atau tahunan dengan tes gula darah laboratorium dirasa kurang memadai. Karena sebenarnya kadar gula darah sendiri dapat berubah ubah setiap harinya.
Sementara dengan pemantauan bulanan atau tahunan saja, maka kita tidak bisa memantau perubahan harian yang terjadi. Termasuk bagaimana respon tubuh terhadap obat dan makanan yang dikonsumsi. Karena respon tubuh akan berbeda untuk setiap pasien.
Kadang, pasien menjalankan terapi dan pola diet yang disarankan sampai tanpa sadar kadar gula darah dalam tubuh mereka sudah berada di bawah normal. Sementara hipoglikemia sendiri bisa menjadi sangat berbahaya bila tidak segera diatasi.
Sementara di waktu lain, pasien mungkin merasa tubuh mereka nyaman tanpa menyadari kadar gula darah pada tubuh mereka sedang naik. Beberapa pasien dapat memiliki ketahanan tubuh lebih baik meski kadar gula darah sedang tinggi.
Itulah mengapa pengecekan gula darah harian perlu untuk dijalankan. Terutama untuk mereka yang sudah menjalankan terapi diabetes dalam jangka panjang. Dengan pemantauan harian yang rutin, kadar gula darah akan terus terawasi.
Tes gula darah rutin harian akan membantu menentukan dosis harian, jam tepat untuk makan dan mengonsumsi obat atau menjalankan suntik insulin. Juga akan membantu pasien lebih memahami resiko resiko bila mereka abaik dengan pola diet mereka. Karena secara instan mereka bisa memantau sendiri pengaruhnya pada hasil tes harian ini.
Bagaimana Pengecekan Gula Darah Harian Dilakukan?
Tes ini biasanya dilakukan dengan rutin antara 1 kali sampai 6 kali dalam sehari. Tetapi pada umumnya, tes diutamakan dilakukan 1 jam sampai 30 menit sebelum makan dan sekitar 2 jam setelah makan. Untuk memantau kadar gula sebelum makan dan setelah makan.
Tes gula darah ini sederhana, karena hanya dengan menusukan jarum kecil pada ujung jari dan mengambil sedikit sampel darah. Sampel ini akan dimasukan ke dalam perangkat khusus yang nantinya akan menampilkan kadar gula darah dengan waktu sekitar 10 menit.